Airmata

Airmata, bisa mewakili apa saja; sedih, pedih, haru dan bahkan bahagia. Susi Susanti meluapkan kebahagiaan emas olimpiade 1992 dengan airmata, Barrack Obama mengekspresikan kepiluannya usai massacre di sebuah sekolah di Connecticut dengan bulir airmata.

 Pada tingkat yang lebih sehari-hari; seorang ibu yang melihat anaknya diterima jadi PNS berurai airmata, seorang suami yang mandapati istrinya selingkuh juga mengekspresikannya dengan airmata. Airmata melekat pada tiap manusia, tak peduli laki-laki atau perempuan. Dewi Shinta menangis, begitupun Hanoman. Susi Susanti menangis, begitu pula Alan Budikusuma, Suharto yang "nyaris setengah dewa" pun menangis melepas istri tercinta. Airmata diciptakan seperti ramuan mujarab; pelepas sedih, perlambang bahagia. Bahkan untuk yang paling biologis; airmata bisa membersihkan mata. How important tear for human being...

Airmata pada tiap kehadirannya selalu menyangkut hal yang luar biasa. Sedih yang luar biasa atau bahagia yang tak terucap. Tapi jangan lupa airmata juga bisa hadir saat-saat biasa saja; nonton film india misalnya, atau opera sabun, atau saat mata kecolok. Tapi airmata selalu membawa tanda tanya. Tiap kali kita melihat airmata menetes, secara otomatis kita bertanya; apa yang terjadi ? Tidak demikian dengan senyum, senyum hal biasa hadirnya tak selalu mengundang tanda tanya. Karena senyum itu barang obral, tidak demikian dengan airmata. Atau jangan-jangan airmata juga telah diobral ?

 image by huzer aprianayah

Banjirlah Jakarta


In the middle of January 2007, i was trapped in a big flood near Grogol. It was so frustrated me, but somehow i enjoyed it. I take my pocket camera and take some pictures then. It was so ironic, i was so frustration but in the other hand i was so happy. Why ? Why ? (image upside was taken by me on that time)

Hari ini, lima tahun dari kejadian itu Jakarta kembali menghadapi banjir besar. Anehnya orang-orang di ibukota menghadapinya dengan suka cita, malah menurut pemberitaan, warga ibukota menikmati banjir di Jalan Tamrin dengan foto-foto. Honestly, it's good for Jakarta citizen; it's more like a heaven in the middle of the hell. Yeah, ironic. But it's cool dude !.

Mengapa banyak orang berbahagia ? mungkin orang-orang bahagia melihat sebuah "raksasa" diterjang sesuatu yang sederhana saja ; air. Limpahan air tersebut seolah menelanjangi ibukota dari tahun ke tahun. Sehebat dan secanggih apapun ibukota, banjir selalu bisa berkata ; You loose !

Banjir ibukota tak lagi tebang pilih, tak hanya menerjang kawasan kumuh di pinggiran ibukota. Tapi menerjang pula pusat-pusat kuasa. Jalan Tamrin-Sudirman yang menjadi sentra perputaran uang dalam jumlah yang tak terbilang pun keok dihajarnya, begitupun tak jauh dari istana negara.

Hahaha, sampai kapankah ibukota dan penghuninya masih berani pongah ? Berpestalah ibukota !

*Entah kenapa melihat suasana ibukota setahun terakhir mengingatkanku pada sebuah tulisan Simon Winchester "Krakatoa". Pada sebuah bab ia menggambarkan carut marut batavia sebelum ledakan besar Krakatau 1883. I know it just my fantasy....www.paketumrohdesember.com

Image by huzer apriansyah

"5CM" hehehe

Novelnya best seller, layar lebarnya pun sudah jadi hit movie. Luar biasa ! Sayang, membaca novelnya aku hanya kuat 3 atau 4 halaman, langsung mual. Menonton filmnya cuma sanggup 10 menit, melayang 25 ribu di twenty one. Tak apalah pikirku, ketimbang otakku kram..!

Novel dan film ini akan sangat bermakna kalau kubaca atau kutonton 20 tahun yang lalu. Omong kosong biasanya sangat indah jika dinikmati dengan sedikit nalar. Eit ! jangan terjemahkan pernyataan barusan menjadi jasa penulis artikel 5CM sebagai omong kosong yang layak dinikmati bagi yang bernalar minim. Bukan-bukan itu maksudku..

Mana sanggup mengkritik novel dan film yang jadi hits ini. Alih-alih nulis novel yang dilayarlebarkan, nulis surat izin aja aku sulit. Tapi paling tidak dengan ketakberdayaanku itu aku tidak merusak banyak orang. Karena tulisan dan tontonan kerap kali mengakibatkan kerusakan akal pikiran..hehhehe

image : www.5cmthemovies.com

Dunia Berstandar

Berbohong itu seni, konon begitu. Jika frase itu kita balik "Seni itu berbohong". Ah ngawur, seni itu justru kejujuran, ungkapan hati, Begitu katanya. Tapi bukankah seni itu nir standar, sedangkan berbohong atau tidak itu mengikuti standar, paling tidak standar moral.

Seni itu taklah bisa dikelompokkan menjadi seni baik dan seni tidak baik, seni berkualitas dan seni tak berkualitas, karena sejatinya seni perkara yang sangat subyektif, sulit distandarisasi yang sifatnya massal. Sedangkan segala sesuatu yang bernuansa nilai moral bisa distandarkan secara massal. Berbohong itu buruk, jujur itu baik. Begitulah ! Pertanyaannya mengapa dunia harus dibangun dengan berbagai standar ?


Perhatikan saja, sekolah juga distandar-standarkan, ada sekolah standar internasional, standar nasional dan standar ala kadar. Perhatikan sandal jepit ada yang standar ekspor dan standar impor. Tengok pula pekerja seks komersial, ada yang kelas (standar) tinggi (baca high class) dan ada yang kelas emperan.

Semua dimensi hidup manusia modern dijejali dengan standar-standar. Apakah kita semua dilibatkan untuk menentukan standar-standar itu ? Seribu persen saya yakin, tidak. Kita hanya pada posisi menerima dan mengamini tiap standar itu. Tentu standarisasi memudahkan kita menyederhanakan kompleksitas, tapi pada saat yang sama standarisasi menghilangkan keunikan (kekhasan).

Di dunia yang segala sesuatu menjadi sangat massal maka tak ada pilihan selain menyederhanakan segala sesuatu. Tak ada waktu untuk kerumitan. Pada akhirnya apakah standarisasi-standarisasi yang diciptakan itu sebuah kebohongan ? entahlah, yang jelas standarisasi adalah seni menyederhanakan, seni mereduksi..!

 Image by huzer apriansyah

Cinta Sebatas Aksara

I love you, until my last breath ! You know ? I gonna gag ! Now, say love easier than turning the palm of the hand, but in the fact we don't really understand why we say that.

Memahami mengapa sebuah momen/peristiwa terjadi jauh lebih penting daripada memahami peristiwa itu sendiri. Cinta dalam kehidupan kita hari ini tak lebih dalam maknanya dari "Aku mau beli baju baru" atau "Gadget itu bagus yee..". Begitu tereduksinya kata yang satu itu. Layaknya sebuah komoditas cinta sudah masuk dalam fase obral bukan lagi barang vintage yang tinggi rasa dan tinggi harga. Mungkin akan ada jasa penulis seo cinta.

So, benarkah cinta harus diucapkan ? ah, sebagian kita pastilah jauh lebih bahagia mengucapkan atau mendengarkan cinta sebagai aksara bukan sebagai rasa.

 image by : huzer apriansyah

Antagonist is Me

    
Dunia konon digerakkan oleh dua hal saja; benci dan cinta. Mencinta adalah pilihan bijak. Kita berlomba menggapai harmoni. But somehow world still on chaos and people still hating each other ?

 Imajinasi akan harmoni, cinta kasih dan kehangatan telah membuat manusia dunia bersepakat hati untuk menghardik tiap bentuk ketidakhamonisan; Perkelahian, perang, saling benci, saling memusuhi menjadi hal-hal yang terlarang.

Manusia modern dilatih untuk menggapai harmoni. I just wondering how come people around the world really hate on any kind of antagonistic. Sometime we forget that hating is one of important factor that making world run. No hate no world...So, let's being antagonist to make more hate on the world, and at the end world will be in truly harmony. Let's open ours mask...!

image by : huzer apriansyah

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Antagonist is me...

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger